Google
 

Wednesday, October 17, 2007

Curug Cimahi












Monyet Curug Cimahi Biasa Makan Roti

NAMA Curug Cimahi di Kec. Cisarua, Kab. Bandung sebagai kawasan wisata mungkin sudah banyak dikenal orang. Kesejukan hawanya, serta segarnya butiran air terjun yang terbawa angin ketika menerpa wajah, menjadi daya tarik tersendiri.
PENGUNJUNG mengabadikan sekawananan monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di Curug Cimahi, Kec. Cisarua Kab. Bandung, beberapa waktu lalu. Sekira 50 ekor monyet menjadi daya tarik warga untuk berkunjung ke Curug Cimahi.

Cukup membayar Rp 2.500,00 per orang, pengunjung bisa menikmati keindahan alam Curug Cimahi. Tentunya setelah menyusuri 520 anak tangga yang mengantar kita ke titik terendah dari air terjun berketinggian 100,2 meter itu.

Namun, bagi yang enggan berlelah-lelah menyusuri anak tangga ke air terjun, mungkin bisa menikmati sensasi lain dari Curug Cimahi. Sensasi yang dimaksud adalah memberi makan monyet-monyet yang hidup di Curug Cimahi.

Untuk itu, pengunjung tidak perlu membeli tiket masuk ke Curug Cimahi. Soalnya, monyet-monyet itu biasa nangkring di batang bambu dan pepohonan di dekat areal parkir.

Menurut Ateng (35), petugas di Curug Cimahi, monyet-monyet tersebut memiliki jadwal tertentu untuk nangkring di sekitar lahan parkir. ”Minimal dua kali sehari, yaitu di pagi hari antara pukul 6.00 sampai 8.00 WIB. Udah gitu, mereka turun ke bawah. Terus, siangnya, sekitar pukul 14.30 WIB, mereka naik lagi. Paling sampai pukul 16.00,” ungkap Ateng, akhir pekan lalu. Di luar jam-jam itu, monyet-monyet tersebut menghabiskan waktunya di pepohonan dan gua kecil yang berada di tengah hutan.

Monyet yang bernama latin Macaca fascicularis (monyet ekor panjang) itu, sudah sejak lama mendiami hutan di Curug Cimahi. ”Tahun 70-an mah, waktu saya baru mulai kerja di sini, hanya sepasang. Tapi sekarang banyak pisan. Mungkin 50 ekor mah nyampe, biasanya setiap hari Minggu pagi, ada seorang dermawan keturunan Tionghoa yang rajin memberi makan monyet-monyet tersebut. Dermawan itu selalu membawa tiga keranjang besar berisi makanan kesukaan monyet, yaitu kacang tanah, pisang, dan ubi jalar. ”Selain di sini, orang itu juga mengirimkan makanan yang sama ke tempat-tempat di Bandung yang ada monyet liarnya.

Monyet-monyet di Curug Cimahi pun kerap dijamu dengan roti. ”Itu biasanya dari pabrik roti yang roti-rotinya sudah kedaluarsa. Kadang dua atau tiga hari sekali,” ujar Ateng.

Jika ada seorang pengunjung yang menyodorkan makanan, pastilah si pemimpin monyet yang paling pertama menghampiri. Jika si pemimpin sudah kenyang, baru ”rakyat” pengikutnya yang mengambil giliran.

Tidak perlu takut saat memberi mereka makan. Meski liar, monyet-monyet itu tidak segalak yang kita kira. Mereka justru cenderung takut pada kita.

Namun, tak urung jantung berdetak kencang ketika si monyet mendekat. Tapi, ketakutan itu sirna saat monyet-monyet menyentuh jemari kita untuk mengambil makanan.

No comments: